Monday, November 30, 2015

PERLINDUNGAN KONSUMEN  DIBIDANG IKLAN
MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas 
Mata Kuliah Hukum Bisnis


Oleh
Amalia Ramadhan            143403101
Rifqi Nur Afifah 143403098
Dede Siti Rohmah 143403199
Muhtar Ahmad Hambali 143403110

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kedahirat Allah yang maha kuasa. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapan menyeleseikan makalah yang berjudul “Perlindungan Konsumen Dibidang Iklan”. Makalah ini disurun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Bisnis.

 Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap dapat memberikan sedikit informasi mengenai Perlindungan Konsumen Dibidang Iklan mulai dari pengertian konsumen, hukum perlindungan konsumen, hak-hak konsumen, contoh kasus perlindungan konsumen dan penyelesaian kasus tersebut. Penulis berharap karya tulis ini dapat dibaca dan dimanfaatkan secara umum khususnya bagi penulis selaku penyusunan karya tulis ini.

 Penulis menyadari bahwa selama penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Iwan Ridwan P., SH, MH selaku dosen mata kuliah Hukum Bisnis yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.

2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyusun makalah ini

Semoga Allah memberika balasan yang berlipat ganda.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Tasikmalaya,   Maret 2015



    Penulis            



             

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Makalah 2

1.4 Kegunaan Makalah 2

1.5 Prosedur Makalah 3

BAB II Pembahasan 4

2.1  Pengertian Konsumen 4

2.2 Hukum Perlindungan Konsumen 4

2.3 Hak Hak Konsumen 5

2.4 Contoh Kasus Perlindungan Konsumen 6

2.5 Penyelesaian Kasus 8

BAB III Penutup 10

3.1 Simpulan 10

3.2 Saran 10

Daftar Pustaka 11


 BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Kondisi konsumen yang banyak dirugikan memerlukan peningkatan upaya untuk melindunginya, sehingga hak-haknya dapat ditegakkan. Namun di sisi lain, perlindungan tersebut harus juga menciptakan lingkungan dan ruang hidup manusia yang sesuai dengan kebutuhan hidup yang hakiki, yaitu agar terpenuhinya kebutuhan akan keamanan, perlindungan, ketenangan, pengembangan diri, kesehatan dan keindahan serta kebutuhan lainnya dalam pelestarian hidup manusiawi.

Permasalahan yang kerap muncul dalam pemenuhan kebutuhan  yaitu terhadap perumahan adalah aspek-aspek mengenai konsumen, di mana konsumen berada pada posisi yang dirugikan. Permasalahan tersebut merupakan persoalan yang klasik dalam suatu sistem ekonomi, terutama pada negara-negara berkembang, karena perlindungan terhadap konsumen tidak menjadi prioritas utama dalam dunia bisnis, melainkan keuntungan yang diperoleh oleh produsen atau pelaku usaha, tidak terkecuali dalam bidang perumahan.

Dalam kenyataannya masih sering dijumpai bentuk-bentuk iklan yang merugikan konsumen. Informasi yang disampaikan oleh pihak produsen, biro iklan dan media iklan seringkali hanya yang bersifat baik-baik saja dan lengkap serta menyesatkan konsumen. Kondisi ini tentu saja sangat merugikan bagi konsumen karena telah dibohongi dengan keberadaan iklan dan produk yang ditawarkan.





1.2  Rumusan Masalah

 Berdasarkan latar belakang maslah diatas, kami merumuskan rumusan masalah sebagai beriku :

1. Apa itu konsumen?

2. Bagaimana hukum berlindungan konsumen?

3. Apa hak-hak konsumen?

4. Bagaimana contoh kasus perlindungan konsumen? Dan

5. Bagaimana penyelesaian kasus tersebut?

1.3 Tujuan Makalah

 Sesuai rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Pengertian konsumen

2. Hukum perlindungan konsumen

3. Hak-hak konsumen

4. Contoh kasus perlindungan konsumen

5. Penyelesaian kasus

1.4 Kegunaan Makalah

 Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memberikan kegunaan secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis kami berharap bisa memberikan pengetahuan lebih terhadap pembaca mengenai akuntansi biaya. Secara praktis kami bertujuan untuk:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya   konsep aplikasi akuntansi biaya itu sendiri.

2. Pembaca sebagai media informasi penelitian baik secara teoritis maupun praktis.

1.4 Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan mengguna`kan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriftif. Melalui metode ini kami akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah. 

 BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsumen

 Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005: 9) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik individu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan - keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengkonsumsinya.

Mowen dan Minor (2002: 6) “perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide- ide.”

Jadi konsumen yaitu kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

2.2 Hukum Perlindungan Konsumen

 Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepadakonsumen.

Seperti halnya konsumen, pelaku usaha juga memiliki hak dan kewajiban. Hak pelaku usaha sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UUPK adalah:

2.2.1 Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

2.2.2 Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik.

2.2.3 Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen.

2.2.4 Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

2.2.5 Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

 Ketentuan mengenai perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha diatur dalam Pasal 8 – 17 UU PK. Ketentuan-ketentuan ini kemudian dapat dibagi kedalam 3 kelompok, yakni:

2.2.1   Larangan bagi pelaku usaha dalam kegiatan produksi (Pasal 8 )

2.2.2  Larangan bagi pelaku usaha dalam kegiatan pemasaran (Pasal 9 – 16)

2.2.3  Larangan bagi pelaku usaha periklanan (Pasal 17)

2.3 Hak-Hak Konsumen

Berdasarkan UU Perlindungan konsumen pasal 4, hak-hak konsumen sebagai berikut :

2.3.1 Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang/jasa.

2.3.2 Hak untuk memilih dan mendapatkan barang/jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan .

2.3.3 Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang/jasa.

2.3.4 Hak untuk didengar pendapat keluhannya atas barang/jasa yang digunakan.

2.3.5 Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

2.3.6 Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.

2.3.7 Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskrimainatif.

2.3.8 Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, atau penggantian, jika barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

2.3.9 Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

2.4 Contoh Kasus Perlindungan Konsumen

Konsumen yang bernama Beni membeli perumahan di PT.Alamindo Trulynusa pada bulan juni 2012 dan langsung ditempati. Kemudian, setelah menempati rumah tersebut,beni baru mengetahui bahwa keramik di kamar mandi mengalami keretakan dan sedikit ambles. Hal ini disebabkan karena tanah urug yang kurang padat, sehingga masih banyak rongga-rongga tanah yang membuat keramik menjadi ambles dan retak.

Beni mengajukan klaim kepada PT. Alamindo trulynusa dan disambaut baik oleh PT. Alamindo trulynusa, karena masih dalam waktu garansi, sehingga keramik yang mengalami keretakan dan ambles diganti dengan keramik yang baru dan amblesnya keramik itu karena kurang padatnya tanah urug, dipadatkan lagi oleh PT. Alamindo Trulyusa sehingga penggantian keramik baru tidak akan sia-sia.

Kasus tersebut di atas berawal dari adanya brosur dari PT. Alamindo Trulynusa yang menyebutkan spesifikasi bangunan yang terlalu tinggi, sehingga apabila terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan brosur maka konsumen akan melakukan klaim pada PT. Alamindo Trulynusa. Hal tersebut dapat dihindari apabila masing-masing pihak mengetahui dan menjalankan kewajibannya. Perlindungan hukum yang diberikan PT.Alamindo Trulynusa kepada konsumen yang jadi membeli perumahan adalah adanya waktu garansi 100 hari sebagai pemeliharaan dari PT.Alamindo Trulynusa serta adanya jaminan sertifikat bahwa tanah tidak dalam keadaan 
sengketa, dengan adanya kewajiban dari PT.Alamindo Trulynusa untuk melakukan pengecekan sertifikat terlebih dahulu ke Kantor Pertanahan setempat, serta adanya ijin mendirikan bangunan. 

Sesuai dengan kasus di atas PT. Alamindo Trulynusa sudah memberikan perlindungan hukum kepada para konsumen, seperti memberikan garansi kerusakan bangunan rumah dalam jangka waktu 100 (seratus) hari, meskipun kurang maksimal dalam tahap awal,  seperti penyelesaian konstruksi bangunan yang masih mengalami kerusakan. Meskipun demikian PT. Alamindo Trulynusa tetap konsisten dengan garansi 100 (seratus) hari jaminan pemeliharaan bangunan rumah. Pasal 7 huruf a, b, c, dan g Undang-undang Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa kewajiban pelaku usaha diantaranya adalah beritikad baik dalam melakukan usahanya. PT. Alamindo Trulynusa dalam hal ini sudah memberikan itikad baiknya untuk bersedia memberikan garansi pada kerusakan bangunan tersebut. Selanjutnya, memberikan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian barang dan atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai perjanjian. Ganti rugi yang diberikan apabila terjadi kerusakan juga telah diberikan oleh PT. Alamindo Trulynusa, apapun kerusakannya apabila selama 100 hari setelah pembelian, maka akan diberikan ganti rugi berupa perbaikan kembali bangunan yang mengalami kerusakan. Perlindungan hukum dengan memberikan garansi adalah perlindungan hukum yang dapat dilakukan pada saat sebelum terjadi transaksi (no conflict/pre purchase), karena sebelum transaksi, PT. Alamindo Trulynusa telah memberikan keterangan bahwa adanya garansi tersebut. Selain itu, apabila kerusakan yang terjadi adalah karena alam maupun faktor manusia, maka apabila masih dalam waktu 100 hari masa pemeliharaan akan menjadi tanggung jawab PT. Alamindo Trulynusa sepenuhnya. Hal tersebut telah sesuai dengan Pasal 19 ayat (1) Undang-undang Perlindungan Konsumen yang menyebutkan bahwa pelaku usaha  bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.

2.5 Penyelesaian Kasus

Menurut UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, pada pasal 147 Penyelesaian sengketa di bidang perumahan terlebih dahulu diupayakan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen penyelesaian sengketa dibagi menjadi dua, yaitu penyelesaian sengketa di dalam pengadilan dan penyelesaian sengketa di luar pengadilan.

2.5.1 Penyelesaian Sengketa Di Dalam Pengadilan

Sengketa konsumen di sini dibatasi pada sengketa perdata. Masuknya sengketa atau perkara ke depan pengadilan bukanlah karena kegiatan sang hakim melainkan karena inisiatif dari pihak yang bersengketa dalam hal ini penggugat baik itu produsen ataupun konsumen. Pengadilan yang memberikan pemecahan atas hukum perdata yang tidak dapat bekerja di antara para pihak secara sukarela, dalam hubungan ini Satjipto Rahardjo mengatakan “pembicaraan mengenai bekerjanya hukum dalam hubungan dengan proses peradilan secara konvesional melibatkan pembicaraan tentang kekuasaan kehakiman, prosedur berpekara dan sebagainya.”  

Undang-Undang perlindungan konsumen pasal 45 ayat 1 sampai 4 menyatakan: setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum, penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempoh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasakan pilihan sukarela dari pihak yang bersangkutan, penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam undang-undang, apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan maka gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempoh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh pihak yang bersengketa.

Dari pernyataan pasal 45 ayat 3 jelas seharusnya bukan hanya tanggung jawab pidana yang tetap dibuka kesempatannya untuk diperkarakan, melainkan juga tanggung jawab lainnya, misalnya dibidang administrasi Negara. Konsumen yang dirugikam haknya tidak hanya diwakilkan  oleh jaksa dalam penuntutan peradilan umum untuk kasus pidana, tetapi ia sendiri dapat juga menggugat pihak lain di lingkungan peradilan tata usaha Negara jika terdapat sengketa administrasi di dalamnya.

2.5.2 Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan

Dalam maraknya kegiatan bisnis, tidak mungkin dihindari terjadinya sengketa (dispuntel/difference) antara pihak yang terlibat, di mana penyelenggaranya dilakukan melalui proses peradilan (litigasi). Proses ini membutuhkan waktu yang lama, namun alasan yang sering mengemuka dipilihnya penyelesaian alternatif, yaitu karena iningi memangkas birokrasi perkara, biaya dan waktu, sehingga relatif lebih cepat dengan biaya yang ringan, lebih dapat menjaga harmoni social dengan mengembangkan budaya musyawarah dan budaya nonkonfrontatif. Melalui jalan tersebut diharpkan tidak terjadi prinsip lose-win tetapi win-win, para pihak merasa menang sehingga menghindarkan terjadinya hard feeling dan loosing face.

BAB 3

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Konsumen yaitu kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Dan banyak peraturan undang undangan yang mengatur tentang hukum perlindungan konsumen seperti UU Perlindungan konsumen pasal 4 yang membahas tentang hak-hak konsumen, 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, Pasal 8 – 17 UU PK tentang larangan bagi pelaku usaha, dan masih yang lainnya. Dalam kasus yang telah kami jelaskan, kita sebagai pelaku usaha seharusnya tidak membuat iklan yang terlalu berlebihan atau tidak sesuai dengan kenyataan, dikarenakan dapat merugikan konsumen dan pihak yang bersangkutan lainnya. Sebagai konsumen kita harus lebih teliti dalam pembelian yang beredar di suatu iklan, karena tidak semua pelaku usaha bersikap jujur terhadap pembuatan iklan tersebut.

3.2 Saran

Sejalan dengan simpulan diatas, kami menuliskan saran sebagai berikut :

3.2.1 Masyarakat hendak berhati hati dalam memahami sebuah iklan yang beredar

3.2.2 Untuk penyusunan makalah dengan tema perlindungan konsumen ini semoga materi yang disampaikan selanjutnya lebih semurna dan menggali secara umum sehingga semua pembaca dapat memahami keseluruhan dan paham betul akan pentingnya ketelitian dalam iklan yang beredar.

DAFTAR PUSTAKA

Kasus perlindungan konsumen. [Online].   

Tersedia: http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f8503fecc5fb/kasus-iklan      [20Maret 2015]

 Kristiyanti, Celina Tri Siwi (2008).  Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta:Sinar Grafika.

[Online]. Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26803/4/Chapter% 20I.pdf [20 Maret 2015]

Hukum perlindungan. [Online]. Tersedia: 

http://hukumit.blogspot.com/2011/12/tugas-makalah-hukum-perlindungan.html [14 maret 2015]

AKUNTANSI

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas 

Mata Kuliah Bahasa Indonesia



  

Oleh

Erdini Sabila             143403089

Rifqi Nur Afifah 143403098

Aar Rizky 143403113

Afrizal Adhi Setiawan  143403123

Nunung Asih 143403090



PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

2014




LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN

 Makalah ini telah diterima pada hari................... tanggal..............................

Oleh

Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia,



Agi Ahmad Ginanjar, S.Pd.






KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Akuntansi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. 

 Belajar akuntansi sebenarnya tidak sulit apabila dipahami dengan sungguh-sungguh dan harus selalu memperhatikan dalam proses pembelajaran karena jika tidak memperhatika dari awal akan terasa sulit dan akan berpengaruh pada kedepannya.

1. Bapak Agi Ahmad Ginanjar, S.Pd., selaku dosen mata kuliah yang telah membantu penulis selama menyusun makalah ini,

2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;

3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.

Semoga Allah swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan,

baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin 







Tasikmalaya, 25 Oktober 2014        Penulis





DAFTAR ISI



LEMBAR JUDUL  i

HALAMAN JUDUL  ii

LEMBAR PENGESAHAN  iii

KATA PENGANTAR   iv

DAFTAR ISI  v

BAB I PENDAHULUAN  1

A. Latar Belakang Masalah  1

B. Rumusan Masalah  2

C. Tujuan Makalah  2

D. Kegunaan Makalah  3

E. Prosedur Makalah  3

BAB II PEMBAHASAN  4
1. Tinjauan Pustaka  4

A. Definisi Akuntansi  4

B. Sejarah Akuntansi  5

C. Profesi Akuntansi  6

D. Bidang-bidang Akuntansi  7

E. Proses Akuntansi  8

2. Pembahasan  9

BAB III SIMPULAN DAN SARAN  15

A. Simpulan  15

B. Saran  15

DAFTAR PUSAKA  16


 BAB I

PENDAHULUAN

A .Latar Belakang Masalah

Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya. 

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barag dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar. 

Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa definisi akuntansi?

2. Bagaimana sejarah akuntansi?

3. Apa saja profesi dalam akuntansi?

4. Apa saja bidang-bidang yang terdapat dalam akuntansi?

5. Apa saja proses dalam akuntansi?

C. Tujuan Makalah

Sejalandengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Mengetahui definisi akuntansi

2. Mengetahui sejarah akuntansi

3. Mengetahui profesi dalam akuntansi

4. Mengetahui bidang-bidang yang terdapat dalam akuntansi

5. Mengetahui proses dalam akuntansi

D. KegunaanMakalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian tindakan kelas. Secra praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan akuntansi

2. pembaca/guru, sebagai media informasi tentang akuntansi

E. ProsedurMakalah

Makalah ini disusun dengan menggunakan metode studi pustaka yakni dengan menelaah sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian dari internet. 


BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Akuntansi

Muhammad Imron (2012) menyatakan “Akuntansi secara umum adalah suatu proses mencatat, meringkas, mengelola, mengklasifikasi, dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan.” Definisi akuntansi menurut para ahli. Nuh dan Wiyoto (2011:1) menyatakan bahwa “Definisi akuntansi menurut American Institute of  Certified Public Accounting (AICPA)  akuntansi adalah kegiataan atau proses pencatataan, pengelolaan dan pengikhtisaran transaksi-transaksi keuangan yang terjadi pada suatu organisasi dan melaporkan/menyajikan serta menafsirkan hasilnya.”

Nenty Cahyati (2013) menyatakan “Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh APB Statement No.4 dalam Smith Skousen (1995 : 3), akuntansi adalah suatu aktivitas jasa.”

 “Definisi akuntansi menurut American Accounting Association (AAA) dalam Soemarso SR. (1996 : 5) akuntansi adalah sebagai proses pengidentifikasian, pengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.”

“Definisi akuntansi menurut Charles T. Horngren, dan Walter T. Harrison (Horngren Harrison,2007:4) Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.”

“Definisi akuntansi menurut Arnold : Akuntansi adalah suatu sistem untuk menyediakan informasi (terutamama keuangan) kepada siapa saja untuk mengendalikan penerapan keputusan yang mereka ambil.”

2. Sejarah Akuntansi

Rully Komarozman (2014) menyatakan “Akuntansi sebagai suatu seni yangmendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.

Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun 1588oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane."("Sayalah pembaharu dan penghidup kembali dari salinan kuno yang dicetak di sini, di London pada 14 Agustus 1543: dikumpulkan, dipublikasikan, dibuat, dan diangkat oleh seorang Hugh Oldcastle, Scholemaster, yang mana, muncul pada risalahnya, yang kemudian mengajarkan Aritmatika, dan buku ini di paroki Saint Ollaves di Marko Lane.") John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah "after the forme of Venice".

Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar padaInggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.”

3. Propesi Akuntansi

Nuh dan Wiyoto (2011:1) mengatakan bahwa “Jabatan-jabatan dalam

lapangan akauntansi dapat di kelompokan ke dalam berbagai bidang. 

Akuntan public (public accountants atau external accountants) adalah akun yang memberikan jasanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Akuntan intern (internal accountants) adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan tertentu. Berbeda dengan akuntan public, akuntan intern hanya melakukan pekerjaan untuk kepentinggan perusahaan dimana ia bekerja

Akuntan Pemerintah (governmental accountants) adalah akuntan yang dipekerjakan pada sebuah lembaga pemerintahan. 

Akuntan pendidik adalah adalah akuntan yang bertugas sebagai staf pengajar pada perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta.

4. Bidang-bidang Akuntansi

Nuh dan Wiyoto (2011:2) mengatakan bahwa “Akuntansi akan menghasilkan

Laporan yaitu berupa informasi keuangan. Bidang-bidang yang terdapat dalam akuntansi adalah:

a. Pemeriksaan laporan keuanagan (auditing) adalah bidang pekerjaan profesi akuntansi paling utama yang diberikan kepada public (umum).

b. Akuntansi Perpajakan (tax accounting) adalah jasa akun public yang banyak dibutuhkan masyarakat.

c. Akuntansi Biaya (cost accounting) Akuntansi ini menganalisis biaya perusahaan untuk membantu manajemen dalam pengawasan biaya.

d. Akuntansi Keuangan adalah akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan informasi keuangan untuk kepentingan pihak luar.

e. Akuntansi Manajemen adalah akuntansi yang bertujuan utama menghasilkan informasi untuk kepentingan manajemen.”



5. Proses Akuntansi

Nuh dan Wiyoto (2011:2) mengatakan bahwa “Laporan keuangan adalah hasil

dari proses kegiatan akuntansi selama satu periode. Dalam definisi akuntansi diatas menyebutkan bahwa akuntansi adalah suatu proses yang meliputi:

a. Pencatatan dan Penggolongan

 Tahapan pertama yang dilalui dalam proses akuntansi adalah tahapan pencatatan dan penggolongan.

b. Pengikhtisaran/Peringkasan

 Tahapan yang harus dilalui setelah melakukan pecatatan dan penggolongan yaitu tahap pengikhtisaran /peringkasan.

c. Penganalisisan dan pelaporan data keuangan dari suatu organisasi

 Tahap terakhir yang harus dilalui yaitu tahap penganalisisan dan pelaporan data keuangan dari suatu organisasi.













B. Pembahasan

Setelah mengetahui definisi akuntansi secara umum dan beberapa ahli kami menyimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu seni tentang pencatatan, pendapatan, pengidentifikasian, pengklasifikasian, pengiktisaran, pelaporan masalah laporan keuangan disuatu perusahaan pada periode tertentu.

Perusahaan adalah suatu lembaga yang melakukan kegiatan usaha baik memproduksi barang ataupun jasa untuk dikonsumsi untuk masyarakat yang bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang sebesar besarnya.

 Setiap perusahaan dagang, jasa, ataupun perusahan manufaktur pasti melakukan transaksi. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan tersebut harus dicatat dengan baik dan benar seuai bukti-bukti yang ada. Proses pencatatan transaksi tersebut disebut sebagai proses akuntansi atau siklus akuntansi.

 Akuntansi sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktifitas ekonomi dan kondisi perusahan, misalnya untuk mengetahui maju mundurnya suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuang perusahaan tersebut. Selain itu akuntansi juga berfungsi sebagai dasar dalam perhitungan pajak suatu perusahaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para investor yang ingin menginvestasikan asset mereka. Jadi, dengan kata lain akuntansi merupakan cerminan dalam suatu perusahaan.

Sebelum penulis mengetahui PropesiAkuntansi,Bidang-bidangAkuntansi,Proses Akuntansi  penulis akan menjelaskan tentang sejarah akuntansi dan perkembangan akuntansi di indonesia.

Permulaan akuntansi selalu di hubungkan dengan hasil kerja Luca Pacioli. Dalam sistem akuntansi ini dikenal sistem akuntansi berpasangan dimana setiap transaksi selalu memengaruhi dua akun atau lebih dalam laporan keuangan, sebagai sisi debit dan sisi kredit. Cara ini tentu saja menjadi lebih kompleks  dibanding dengan sistem pencatatan tunggal yang hanya  berupa daftar transaksi. Namun demikian, pada tahun 1600-an baru mulai dikenal adanya laporan keuangan.

Pada dasarnya akuntansi itu sama yaitu sarana bagi manajemen untuk  mengkomunikasikan posisi keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Awalnya, akuntansi dimulai pada abad ke 14 dan 15. Di Indonesia mulai diterapkan sejak 1642. Pada tahun 1775, mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entery maupun double entry. Tahun 1800 masyarakat menjadikan neraca sebagai lapoan utamadi gunakan dalam perusahaan. Tahun 1825 mulai dikenalkan pemeriksa keuangan. Tahun 1850 laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yag di anggap paling peting. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang  mengenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang di anut oleh pengusaha belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli. Pada zaman belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Tahun 1900 di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang  dilaksanakan secara nasional.  Tahun 1925 mulailah diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah.

Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia  berubah dari sistem Eropa ke sistem Amerika. Dalam masa pendudukan jepang Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa indonesia, yaitu Prof. Dr. Abu Tari. Di indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis  dengan dibukanya jurusan akunatansi di fakultas ekonomi.

 Seteleh mengetahui profesi dalam akuntansi kami dapat menyimpulkjan bahwa yang dimaksud dengan  profesi akuntansi itu adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, yaitu: Akuntan public yaitu jenis pekerjaan yang memberikan jasa utuk memenuhi kebutuhan masyarakat, contohnya yaitu dokter dan penasehat hukum. Akuntan interen akuntan ini berbeda dengan akuntan publica kuntan interen hanya melakukan pekerjaan utuk kepentingan dimana ia bekerja. Akuntan pemerintah, manfaat adanya akuntan pemerintah untuk pengelolaan keuangan di dalam pemerintahan agar tidak terjadi kebocoran-kebocoran
keuangan Negara, oleh karna itu pemerintah perlu adanya akuntan pemerintah untuk mengontrol keuangan Negara. Akuntan Pendidik, akuntan pendidik ini tidak hanya memberikan kuliah akuntan pendidik juga melakukan penelitian di bidang akuntansi. Pada umumnya di Indonesia akuntan pendidik juga memiliki tugas dan jabatan rangkap sebagai akuntan public, akuntan manajemen maupun akuntan pemerintah.

 Bidang-bidang akuntansi kami bisa menyimpulkan bahwa timbulnya sistem perpajakan baru terhadap kegiatan perusahaan, memyebabkan akuntansi memiliki berbagai bidang kekuasaan yaitu :

1. Pemeriksaan laporan akuntansi(auditing), bidang akuntansi ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan.

2. Akuntansi perpajakan, akuntansi ini menekankan pada masalah yang harus diabayar oleh masyarakat. Dalam perpajakan akan dibahas tentang hukum-hukum dan perhoyungan-perhitungannya dalam menetapkan besarnya pajak tersebut.

3. Akuntansi Biaya, akuntansi baiaya ditentukan pada biaya produksi, akuntansi biaya yang baik akan membantu manajemen dalam penetapan harga jual produksinya sehingga diperoleh laba yang lebih besar.

4. Akuntansi keuangan, akuntansi keuangan ini berhubungan dengan pelaporan keuangan. Laporan-laporan keuangan ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan  informasi keuangan.

5. Akuntansi manajemen, akuntansi manajemen ini berguna untuk mengendalikan kegiataan perusahaan yang bertujuan untuk mengiformasikan kepentingan manajemen.

Setelah mengetahui definisi proses akuntansi dari buku yang di susun oleh  Muhammad Nuh,SE dan Suhajar Wiyoto,Drs.,Ak.,CPA.,MM. yang berjudul “accounting Principels” menyimpulkan bahwa profesi akuntansi adalah proses pengelolaan informasi yang menghasilkan informasi akuntansi, yang salah satunya berbentuk laporan keuangan. Jadi, proses yang pertama meliputi pencatatan dan penggolongan, kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam tahapan pencataatan dan penggolongan yaitu : penyusunan atau pembuatan bukti-bukti pembukaan atau bukti transaksi, baik transaksi internal maupun transaksi eksternal. Pencatatan kedalam jurnal, baik  jurnal umum  maupun  jurnal khusus. Posting atau pencatatan ke buku besar, baik ke buku besar utama maupun ke buku besar pembantu.

 Proses yang kedua meliputi pengikhtisaran/peringkasan pada tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan : Penyusunan neraca saldo, Penyusunan jurnal penyelesaian, Penyusunan jurnal penutup, Pembuatan neraca saldo setelah penutupan , Penyusunan jurnal pembalik.

Proses yang ketiga yaitu penganalisisan dan pelaporan data keuangan dari suatu organisasi, tahap pelaporan dan penganalisaan meliputi kegiatan-kegiatan : Penyusunan laporan keuangan, yang terdiri atas Lapran Rugi/Laba, Laporan Perubahan Modal, Neraca dan Laporan Arus Kas. Pembuatan analisa laporan keuangan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, baik untuk perkembangan usaha maupun perkembangan investasi.






BAB III

SIMPULAN DAN SARAN



A. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya yaitu Akuntansi bukanlah hal yang mudah, tapi akuntansi juga bukan hal yang sulit untuk dipelajari apabila benar-benar dalam mempelajarinya. Akuntansi juga memiliki beberapa jenis akuntansi lainnya. Meskipun begitu, dari sekian banyak macam-macam akuntansi harus bisa menguasai materi-materi tersebut.

A. SARAN

 Sebaiknya dalam belajar akuntansi harus fokus pada setiap materi yang diberikan oleh pengajar. Apabila ada yang tidak dimengerti, sebaiknya segeralah bertanya dengan pengajar atau teman sebaya yang sudah mengerti. Karena apabila didiamkan tidak akan bisa memahami materi selanjutnya.





DAFTAR PUSTAKA

Nenty Cahyati (2013) Pengertian akuntansi dari beberapa para ahli. [Online]. Tersedia : http://pengertianakuntansimenurut10paraahli.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurledefaultvmlo.htm?m=1 [16 april 2013]

Rolly Komarozman (2014) Akuntansi. [Online]. Tersedia : http://id.m.wikipedia.org/wiki/Akuntansi

Nuh, SE. dan Wiyoto, Drs., Ak., CPA., MM. (2011). Accounting Principles. Jakarta Pusat: Lentera Ilmu Cendekta.

Thursday, November 26, 2015

BUSINESS PLAN

(Hijab dan Busana Muslim)

Disusun  untuk  Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kewirausahaan







Oleh :

Rifqi Nur Afifah                     143403098





PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKAMAYA
2015


DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
A.    Latar Belakang Bisnis………………………………………………………...…………1
B.     Manfaat Ekonomi.……………………………………………………………………….1
C.     Manfaat Sosial………………………………………………………………...………....1
D.    Visi, Misi, dan Tujuan………………………………………………………...…………2
E.     Potensi Bisnis……………………………………………………………………………3
F.      Daftar Riwayat Hidup…………………………………………………………………...3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..4
A.    Analisis SWOT………………………………………………………………….………4
B.     Gambaran Umum Pasar Sasaran…………………….………………………….………4
C.     Perencanaan Bisnis……………………………………………………………………...7
BAB III PRODUKSI DAN OPRASI………………………………………….………………..9
A.    Produk dan Proses Produksi…………………………………………………….………9
B.     Proses Produksi………………………………………………………...……….………9
BAB IV ORGANISASI DAN MANAJEMEN……………………………………….……….11
A.    Bentuk Kepemilikan…………………………………………………….…….……….11
B.     Biodata………………………………………………………………...…….…………11
C.     Struktur Organisasi………………………………………………………….…………11
BAB V KEUANGAN……………………………………………………………….…………14
A.    Kebutuhan Dana………………………………………………………..….…………..14
B.     Sumber Dana…………………………………………………………….…………….15
C.     Pendapatan Usaha………………………………………………………………...……15
BAB VI PENUTUP…………………...………………………………………………..………17
A.    Simpulan……………………………………………………………………………..…17
B.     Saran…………………………………………………………………………………….17

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bisnis
            Pada saat ini, dunia fashion menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan dan tidak ada manitnya. Berbagai macam jenis pakaian muslim dan hijab dengan ragam kreatifitas yang menarik. Permintaan akan hijab dan busana muslimpun semakin hari semakin bertambah karena semakin banyak wanita muslimah yang mengenal tren berhijab. Hijab yang berasal dari bahasa Arab, yang arti harfiahnya penutup, bisa diartikan dengan memakai jilbab atau kerudung dengan tujuan untuk menutup aurat bagi perempuan Muslim.
            Mayoritas penduduk di Indonesia pun memeluk agama Islam. Merupakan salah satu peluang untuk kami dalam membuka bisnis perhijaban di Tasikmalaya  karena dilihat dari target pasar yang mendukung yakni banyaknya jumlah muslim di Tasikmalaya.
            Kini semakin banyak wanita muslim yang tertarik untuk mengenakan hijab dan mengenakan busana yang menutup aurat. Selain itu penduduk di Tasikmalaya yang mayoritas islam adalah salah satu faktor pendukung untuk dijadikan target pasar dalam berbisnis hijab dan busana muslim, membuat usaha hijabpun semakin gencar dari permintaan pasar, semakin luaslah peluang untuk membuka bisnis tersebut. Dari tahun 2012 sampai dengan sekarang makin banyak pemain di layar kaca juga yang mengenakan hijab dalam dunia perfilman atau pesinetronan yang membuat masyarakat yang sering melihat layar kaca menjadi tertarik untuk mengenakan hijab. Selain itu, banyak pula disajikan tips and trick cara memakai hijab yang menarik. Hal tersebut membuat kami melihat peluang besar untuk membuka usaha hijab atau pernak-pernik muslimah.
B. Manfaat Ekonomi
Mengembangkan Budaya Wirausaha demi meningkatkan perekonomian Indonesia,dengan jalan menjadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter, yang salah satu indikatornya adalah dengan memiliki jiwa wirausaha dan mampu mengembangkannya menjadi nyata. Selain itu, melihat peluang mengenai trend muslimah yang bergaya stylish, membuat kami sadar akan peluang ini. Dari bisnis yang kami jalankan ini kami dapat membuka lapangan pekerjaan seperti halnya penjahit bagi produk yang kami tawarkan dan kesempatan bagi reseller atau pengecer produk kami.
C. Manfaat Sosial
Kami berharap dengan adanya usaha kami, bisa menjadikan salah satu lapangan pekerjaan. Hal ini jelas akan memberikan kesempatan untuk membuka kesempatan untuk angkatan kerja yang belum memperoleh pekerjaan untuk dapat membantu kami dalam peningkatan penjualan, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Selain itu, dengan dibukanya usaha kami, kami dapat bersosialisasi dengan orang banyak melalui transaksi jual beli dengan pelayanan prima, dan dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan gaya muslimah di Tasikmalaya, Indonesia serta dunia Internasional.
D. Visi, Misi, dan Tujuan
1. Visi
Menjadi perusahaan penghasil hijab unik dan pernak pernik muslimah yang paling populer dimasyarakat luas.

2. Misi 
Ø  Memproduksi hijab dan busana muslim yang unik,,
Ø  Membuat model hijab yang berbeda dari pesaing dengan membuat model yang unik dan warna-warna yang dipadu padankan,
Ø  Selalu memperluas area distribusi pemasaran dan juga memasarkan produk hijab dan pernak-pernik muslim di tempat-tempat yang mudah diperoleh konsumen.

3. Tujuan
Ø  Jangka pendek :
1.Meningkatkan nilai ekonomis kain perca atau bahan,
2.Mengurangi limbah kain,
3.Mendapatkan omset 10 juta,
4.Bisa memesan dari media social.

Ø  Jangka menengah :
1.Mendapatkan keuntungan dari produk ini,
2.Membuat produk yang dapat menjadi gaya berpenampilan modis bagi yang  memakainya,
3.Dapat membuka 3 cabang di daerah masing-masing di daerah Bogor, Bandung, Surabaya, Jakarta.

Ø  Jangka panjang :
1.Menjadi perusahaan hijab dan busana muslimah yang terkenal di seluruh wilayah Indonesia,
2.Dapat menjual produk 10.000 pcs per minggu,
3.Dapat membuka cabang di Mall terkemuka..
E.Potensi Bisnis
            Produk ini memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Karena pada saat ini permintaan akan hijab dan busana muslimpun semakin hari semakin bertambah karena semakin banyak wanita muslimah yang mengenal tren berhijab terutama di Kota Tasikmalaya.
F.Daftar Riwayat Hidup
            Berikut ini merupakan daftar singkat riwayat hidup pengelolaan:
Nama                           :           Rifqi Nur Afifah
NPM                           :           143403098
Jenis Kelamin              :           Perempuan
Alamat                        :           Jln. Drs Moch Hatta Rt/Rw 02/11, Tasikmalaya
Email                           :           rifqinurafifah09@gmail.com
Perguruan Tinggi         :           Universitas Siliwangi
Fakultas/Jurusan          :           Ekonomi ( Akuntansi)








BAB II
PEMBAHASAN
A.Analisa SWOT
SWOT analisis adalah analisa mengenai kekuatan (strength),kelemahan(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dari bisnis yang dijalankan. Berikut ini merupakan uraian SWOT analisis pada bisnis hijab dan busana muslim :
Ø  Strength (kekuatan)
-          Kreativitas : Produk hijab dan busana muslim dibuat dengan bentuk yang unik dan terkesan elegant. Konsumen juga dapat mendesaign sesuai karakternya dan kemauannya sendiri.
-          Keunggulan Produk : Produk hijab dan busana muslim ini sangat nyaman di pakai dan harganya relative terjangkau.
Ø  Weaknesses (kelemahan)
-          Harus Lebih Gencar melakukan Promosi : Usaha produksi hijab dan busana muslim sudah sangat banyak di setiap wilayah dan sudah banyak juga yang sudah popular, maka dari itu harus melakukan promosi yang gencar agar masyarakat dapat mengenal hijab dan busana muslim kita.
-          Belum Memiliki Cukup Pengalaman : Pengalaman untuk memulai usaha yang masih sangat minim merupakan suatu kelemahan yang harus di atasi.
Ø  Opportunities (peluang)
Ø  Banyaknya Konsumen : Banyaknya masyarakat yang menggunakan hijab dengan berbagai style, dengan adanya produk kami ini akan menjadikan masyarakat lebih modis dalam berpakaian muslim dan berhijab.
Ø  Sistem Pemasaran : Pasar pasar luas Produk bukan bersifat umum, sehingga bisa bertahan dan dijalankan kapan saja
Ø  Threats (ancaman)
Salah satu bentuk ancaman yang di khawatirkan banyak pesaing yang  dapat bekerja sama dengan artis untuk mempromosikan produknya ke masyarakat luas, sedangkan kami belum memiliki pengalaman sejuh itu.

B.Gambaran Umum Pasar Sasaran
1.  Pasar Sasaran
Ø  Segmentasi pasar ( segmenting ) :
Bisnis hijab dan busana muslim ini mencakup untuk segmen pasar dari masyarakat kalangan bawah sampai atas dari umur 15 tahun s/d 45 tahun.
Ø  Target Pasar (targeting ) :
Target pasar sasaran adalah mahasiswi, pekerja kantoran, pekerja entertain dan masyarakat yang ingin dan suka berpenampilan trendy dan modis dengan hijab dan busana muslim.
Ø  Positioning 
Bahan atau kain perca dapat dibuat sebagus mungkin dan menarik agar konsumen tertarik untuk membeli di boutique kami.
Ø  Wilayah Pemasaran
Usaha hijab dan busana mujslim ini akan didirikan di Jln. KH Zaenal Mustofa, Tasikmalaya. Dan akan dipasarkan melalui online seperti ; facebook, twitter, instagram, blog dan bbm. Selain media online hijab dan busana muslim ini juga dijual di toko dengan alamat yang tertera di atas.

2. Permintaan
Ø  Jumlah Permintaan Terhadap Produk 
Jumlah permintaan terhadap produk sangat tergantung dari jumlah produksi produk dan tingkat penawaran produknya sendiri. Karena produk hijab dan busana muslim ini ini belum direalisasikan dan belum ada penawaran produk ke masyarakat. Jadi, jumlah permintaan belum bisa dihitung dengan pasti hanya masih bisa diperkirakan saja.
Ø  Proyeksi Permintaan
Demand Perkiraan Permintaan PermingguPerkiraan Permintaan Perbulan Baik : 250900, Buruk : 150800, Sedang : 220850.
Jumlah siswa-siswi ( wanita )                          : 2300 orang
Jumlah guru dan karyawan ( wanita )             : 75 orang
Total                                                                : 2375  orang
ð  80% dari jumlah orang diperkirakan yang melihat produk hijab dan busana muslim yaitu  
(80% x 2375 = 1900 orang).
ð  70% dari jumlah yang melihat produk hijab dan busana muslim bertanya mengenai produk.
Yaitu (70% x 1900 = 1330 orang)
ð  65% dari jumlah yang melihat produk ini dan bertanyamemiliki niat untuk membeli. Yaitu (55% x 1330 = 732 orang)
ð  Dari 732 orang yang memiliki niat untuk membeli itu bukan berartimereka membeli produk, apabila ada 50% saja dari mereka benar- benar membeli poduk berarti ada (50% x 732 = 366 orang)

3. Penawaran (Competitors)
Ø  Jumlah Produk Sejenis Di Pasar
Bisnis hijab dan busana muslim merupakan bisnis yang sudah ada. Namun,tidak begitu dikembangkan, contohnya model hijab yang monoton ( bentuk segiempat, persegi panjang ).  Keberadaan model hijab yang monoton membuat konsumen enggan melirik hijab tersebut. Dengan model hijab yang dikembangkan akan menarik minat konsumen untuk membeli.
Ø  Kapasitas Produksi Pesaing
Untuk produksi pesaing hijab dan busana muslim ini sudah sangat banyak. Merk produk yang sudah banyak diantaranya : kamidea, moshaict, mexialita, indihijab, safira, zoya, elzata dan lain sebagainya.
Ø  Proyeksi Penawaran Pesaing
Untuk penawaran pesaing. Misalkan diambil contoh kamidea. Kamidea melakukan penawaran dengan memasarkan produknya secara online dan disebar di tempat-tempat yang mudah dikunjungi target pasarnya. Namun, tidak melakukan penawaran dengan mengurangi harga dari produk meskipun sudah banyak pesaing Kamidea yang menetapkan harga jual jauh dibawah harga jual kamidea.

4. Pangsa Pasar
Pangsa pasar untuk hijab dan busana muslim sangat luas. Dari kalangan masyarakat bawah hingga atas bisa menjadi target pasar, dengan pangsa pasar yang luas itu maka peluang bisnis juga terbuka lebar.Target pasar adalah masyarakat yang memakai hijab dan busana muslimah, mahasiswi, pekerja kantoran dan masyarakat yang suka memakai hijab trendy dan busana muslim yang modis .Terutama kalangan mahasiswi, remaja dan Ibu-Ibu rumah tangga.
5.  Rencana dan Strategi Pemasaran
Ø  Strategi Pemasaran Pesaing
Berikut ini uraian mengenai rencana strategi pemasaran pesaing yang terdiridari bauran pemasaran product,price, promotion,place(4P) :
1.Product  (produk) :
Produk Hijabcandy dikemas oleh plastic yang diberi label atas nama brand nya.
2  Price (harga) :
Hijab dan busana muslim dijual per satuan barang dengan harga xxxx per barang.
3.Promotion (promosi):
-Iklan (advrtising) :
Media cetak : poster dan spanduk .
Media online : twitter, facebook, instagram, blog youtube dan bbm
4. Place (tempat):
 Penempatan penjualan hijab dan busana muslim yaitu di toko yang beralamat di Jln. KH Zaenal Mustofa, Tasikmalaya.

C.Perencanaan Bisnis
Berikut ini uraian mengenai rencana strategi pemasaran bisnis yangterdiri dari bauran pemasaran product,price,promotion,place(4P) :
1. Product  (produk) :
Hijab dan busana muslim yang dipasarkan akan diberi label brand kita yaitu “hijabrainbow”  dan dengan dibungkus dengan plastic per pcs agar terlihat ekslusif .
2. Price (harga) :
Hijab per pcs akan dijual dari harga 35rb s/d 70rb per pcs. Busana muslim per pcs akan dijual dari harga 100rb per pcs s/d 300rb per pcs ( harga tidak berlaku untuk pemesanan khusus ).
3. Promotion (promosi) :
Ø  Iklan (advertising)
Media cetak : poster, famplet dan brosurInternet : facebook, twitter, blog, ym, bbm, instagram, line, youtube .
Ø  Sales promotion:
Promosi melalui acara / pameran bazaar .Misalnya : pameran disekitar kampus, mall dll.
Ø  Personal selling :
Promosi melalui penjualan langsung konsumen atau teman. 
 4.  Place (tempat):
Untuk tempat utama penjualan didirikan di Jalan Drs Moch Hatta, Tasikmalaya (letaknya di depan Pesantren Annur)
Untuk rencana penempatan penjualan. Akan dibagi ke dalam beberapa point rencana. Diantaranya :
Ø  Membuka kerjasama dengan masyarakat yang ingin menjadi agen reseller.
Ø  Membuka stand di Mall
Ø  Menjual dan mempromosikan melalui internet dalam situs jejaring sosial, blog, dan juga komunitas di BBM.














BAB III
PRODUKSI DAN OPERASI
A.Produk dan Proses Produksi
1. Dimensi produk
Produk dalam bisnis ini adalah hijab dan busana muslim dengan model-model yang unik dan elegant.Dikemas dengan plastik transparan.
2. Nilai atau Manfaat Produk
Ø  Manfaat inti (corebenefit ): adalah manfaat yang diberikan untuk  pemenuhan terhadap kebutuhan utama konsumen. Manfaat inti bisnis ini untuk pemenuhan kebutuhan  mengisi perut atau mengkonsumsi makanan dan mengisi waktu luang.
Ø  Manfaat dasar (basicbenefit ): adalah manfaat dasar yang diberikan untuk memecahkan masalah kebutuhan utama. Manfaat dasar bisnis iniyaitu mengkonsumsi makanan  ringan (nyemil)
Ø  Manfaat yang diharapkan (expected benefit ): adalah manfaat yangdiharapkan lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan dasar. Manfaatyang diharapkan dalam bisnis ini yaitu sebagai  alternatif  baru dari makanan ringan.
bisnis ini yaitu sebagai  alternatif  baru dari makanan ringan.
Ø  Manfaat di atas harapan(augmented benefit ): adalah manfaat yangdapat diberikan lebih dari yang diharapankan oleh konsumen, manfaat di atas harapan dalam produk bisnis ini adalah rasa bumbu balado yang unik dengan rasa pedas yang berbeda-beda sesuai tingkatan atau level.
Ø  Manfaat potensial (potential benefit ): adalah semua manfaat yangmungkin dapat diberikan lebih dari sekedar augmented benefit.Manfaat potensial dalam bisnis ini adalah kepraktisan, bisa dibawakemana saja dan dimakan kapan saja
3. Kegunaan atau fungsi produk
Kegunaan atau fungsi produk adalah Produk konsumsi, yaitu produk yang dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir (pemakai akhir) 
B.Proses Produksi
Ø  Proses Pembuatan hijab :
Membuat pola hijab,Potong bahan sesuai pola tersebut, Gosok terlebih dahulu bahan tersebut, Bahan yang sudah di potong dan di gosok di jahit dengan mesin jahit.
Ø  Proses Pembuatan Busana Muslim :
Membuat pola busana muslim, Potong bahan sesuai polaGosok terlebih dahulu bahan tersebut, Bahan yang sudah di potong dan di gosok dijahit dengan mesin jait dan diberi hiasan.
Ø  Proses Produksi
Ø  Proses Pembuatan hijab dan busana muslim:
   Berikut ini tabel rencana produksi untuk bulan pertama:                                                                           
Minggu
Rencana Produksi dalam ( Unit )
1
200 Meter Bahan
100 pcs Busana Muslim
170 Meter Bahan
100 pcs Hijab
2
200 Meter Bahan
100 pcs Busana Muslim
170 Meter Bahan
100 pcs Hijab
3
200 Meter Bahan
100 pcs Busana Muslim
170 Meter Bahan
100 pcs Hijab
4
200 Meter Bahan
100 pcs Busana Muslim
170 Meter Bahan
100 pcs Hijab

·         Jumlah Total 800 meter bahan  = 400 pcs busana muslim
·         Jumlah Total 680 meter bahan  = 400 pcs hijab
 Jadi, 800 pcs hijab dan busana muslim
Busana muslim terdiri dari : atasan, bawahan, outer, dress.

Ø  Rencana Kebutuhan dan Pembelian Bahan
Ø  Kebutuhan Barang
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan hijab dan busana muslim adalah : Bahan Dasar (bahan/kain)
Ø  Rencana Pembelian Barang
Rencana pembelian barang akan dilakukan setelah semua perencanaan akan proses pembuatan hijab dan busana muslim selesai.
Ø  Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung
Untuk rencana kebutuhan tenaga kerja langsung diperlukan 11 tenaga kerja untuk membantu dalam proses pembuatan hijab dan busana muslim. Untuk selanjutnya apabila permintaan akan produk meningkat, akan ditambah tenaga kerjacasual atau non-permanen untuk membantu.
Ø  Kebutuhan Perlengkapan dan Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan hijab dan busana muslim adalah adalah:
-Mesin jait
-Jarum
-Gunting
-Meteran
-Penggaris
-Rader
-Skala
-Gosokan
Perlengkapan  yang  dibutuhkan  dalam  bisnis  pembuatan hijab dan busana muslim adalah adalah:
-Meja
-Kursi
-Komputer
-ATK
-Kertas
-Benang
-Kapur merah/biru
Ø  Kebutuhan Tempat
Dalam bisnis pembuatan hijab dan busana muslim, diperlukan tiga tempat untuk  penempatan tiga proses, yaitu :
-Ruangan untuk memotong pola bahan dan menggosok bahan
-Ruangan untuk menjahit
-Ruangan untuk pengemasan barang dan penjualan
Ø  Kebutuhan Sarana
Kebutuhan sarana utama untuk pembuatan hijab dan busana muslim adalah sarana listrik dan air.


BAB IV
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
A. Bentuk Kepemilikan
Bentuk kepemilikan bisnis hijab dan busana muslim adalah perseorangan yang diberi brand atau nama “HijabRainbow”.
B.Biodata
Nama perusahaan        : Hijab Rainbow
 Bidang usaha             : Boutique
Jumlah karyawan        : 11 orang
Alamat perusahaan      : Jln. KH Zaenal Mustofa, Tasikmalaya
Telepon                       : 0852-23-000-111
Email                           : hijabrainbow@gmail.com
C.Stuktur Organisasi
1.Pemilik merangkap keuangan          : 1 Orang
2.Bagian Pemasaran                            : 1 Orang
3.Bagian Pelayanan                             : 2 Orang
4.Bagian Pengiriman                           : 1 Orang
5.Bagian Produksi                               : 6 Orang
Berdasarkan struktur organisasi tersebut dibuatlah bagan sesuai dengan kemampuan mereka. Berikut adalah bagannya:
>>Pimpinan dan Staf Pimpinan Jabatan Jumlah Gaji per orang/bulan
-          Jumlah gaji Manajer : Gaji per bulan Rp 6.000.000
-          Pemasaran Rp 2.500.000
-          Pelayanan Rp 2.500.000 x 2 = Rp 5.000.000
-          Pengiriman Rp 2.000.00
-          Produksi6Rp 3.000.000 x 6 = Rp 18.000.000
-          Keuangan Rp 4.000.000
>>Biaya Administrasi per bulan:
-          Biaya pajak Rp   500.000
-          Sewa ruko Rp 1.250.000
-          Biaya distribusi Rp 500.000
-          Biaya lain-lain Rp 2.000.000
-          Biaya adm per bulanRp 4.250.000

Ø  Kegiatan Pra-Operasional dan Jadwal Kegiatan
Sebelum melakukan kegiatan operasional, harus terlebih dahulu mencariinformasi ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang, dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis Hijabrainbow  ini.
-Berikut ini daftar Jadwal kegiatan Pra-Operasional yang harus dilakukan
Kegiatan Jadwal Pelaksana ( Dalam Mingguan )
1. Survei Pasar
 2. Menyusun Recana Usaha
 3. Survey Mesin Peralatan
 4. Survey Mesin Penunjang
 5. Survey Tempat Usaha & Perijinan
 6. Uji Coba Produksi
Ø  Rencana Biaya Umum
Biaya umum dalam kegiatan pra-operasional mencakup ke dalam 4 hal, Yaitu:
1.Biaya transportasi
2.Biaya akses informasi
3.Biaya alat dan bahan uji coba produksi
4.Biaya lain-lain



BAB V
KEUANGAN
A.Kebutuhan Dana

1. Modal Investasi
Ø  Tabel  kebutuhan  modal  investasi (Biaya Tetap)
           Peralatan
No
Nama Barang
Jumlah (Buah)
Umur Ekonomis (Bulan)
Harga Satuan (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1
Mesin Jahit
15
1.000.000
3.000.000
45.000.000
2
Jrum
20
1.000
3.000
60.000
3
Gunting
20
5.000
15.000
300.000
4
Meteran
20
5.000
15.000
300.000
5
Penggaris
20
5.000
10.000
200.000
6
Rader
20
10.000
20.000
400.000
7
Kapur merah/biru
15
3.000
7.000
105.000
8
Skala
15
10.000
15.000
225.000
9
Gosokan
10
11.000
25.000
250.000
JUMLAH
46.840.000

Perlengkapan
No
Nama Barang
Jumlah (Buah)
Umur Ekonomis (Bulan)
Harga Satuan (Rp)
Jumlah Harga (Rp)
1
Benang
50
50.000/pack
150.000/pack
7.500.000
2
Kertas
2
20.000/pack
40.000/pack
80.000
JUMLAH
8.300.000






Ø  Tabel Modal Biaya (Biaya Variabel)
Jumlah produksi 500 pcs perbulan ( 200 pcs untuk busana muslim & 300 pcs untuk hijab )
No
Nama Bahan Satuan
Satuan Jumlah yang dibutuhkan
Biaya/pcs (Rp)
Tptal Biaya Pembuatan Busana Muslim
1
Bahan/Kain Meter 20.000
2 Meter
40.000
8.000.0000
2
Kancing
4 Ons
10.000
2.000.000
3
Benang
1Buah
3.000
600.000
4
Resleting
1 Buah
500
100.000
5
Jarum
1 Buah
2.000
400.000
JUMLAH
11.100.000

B.Sumber dana
1.Biaya Total
Biaya Tetap + Biaya Variabel             = Rp. 55.140.000 + Rp. 11.100.000
Biaya Total                                          = Rp. 66.240.000
2.Biaya dan harga per unit
*      Biaya yang dibutuhkan untuk 1 kali produksi =
Rp. 11.100.000 : 7 = Rp. 1.387.500
*      Total biaya produksi yang dikeluarkan per produksi = Rp. 1.387.500
*      Biaya per buah = Total biaya 1 kali produksi : jumlah produk per  bulan
                          = Rp. 1.387.500 : 20 buah
                          = Rp. 69.375
*      Harga jual per buah Rp. 150.000
3.Modal Awal
Total biaya tetap +Biaya variable 1 kali produksi       = Rp. 55.140.000 + Rp. 1. 387.500
Modal Awal                                                                = Rp. 56.527.500

C.Pendapatan Usaha
1. Analisis Titik Impas (Break Even Point)
*      BEP     = Total Biaya satu kali produksi : Produksi per bulan
            = 1.387.500 : 20 buah = Rp. 69.375

*      Harga jual per unit Rp. 150.000

*      BEP Produksi = Total biaya satu kali produksi : Harga per unit
                        = Rp. 1.387.500 : Rp. 150.000

2. Analisis Keuangan
*      Pendapatan :
Busana Muslim yang terjual x Harga jual       = 20buah  x Rp. 150.000
Pendapatan                                                    = Rp. 3.000.000

*      Total biaya satu kali produksi = Rp. 1.387.500

*      Keuntungan :
Pendapatan – Total biaya produsi       = Rp. 3.000.000 – 1.387.500
Keuntungan                                       = Rp. 1.612.500

Jadi, Keuntungan yang di peroleh dengan menjual 20 buah busana muslim dengan harga Rp.150.000. Keuntungan nya Rp.1.612.500













BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
            Kini semakin banyak wanita muslim yang tertarik untuk mengenakan hijab dan mengenakan busana yang menutup aurat. Selain itu penduduk di Tasikmalaya yang mayoritas islam adalah salah satu faktor pendukung untuk dijadikan target pasar dalam berbisnis hijab dan busana muslim, membuat usaha hijabpun semakin gencar dari permintaan pasar, semakin luaslah peluang untuk membuka bisnis tersebut. Dari tahun 2012 sampai dengan sekarang makin banyak pemain di layar kaca juga yang mengenakan hijab dalam dunia perfilman atau pesinetronan yang membuat masyarakat yang sering melihat layar kaca menjadi tertarik untuk mengenakan hijab. Selain itu, banyak pula disajikan tips and trick cara memakai hijab yang menarik. Hal tersebut membuat kami melihat peluang besar untuk membuka usaha hijab atau pernak-pernik muslimah.
B.Saran
            Produk kami mengutamakan agar permpuan muslimah di Indonesia khususnya kota tasikmalaya sebainya menggunakan hijab dengan pakaian yang tidak ketat jangan hanya menutup aurat dengan memakai pakaian yang ketat dan ber kerudung kelihatan rambut. Karena dalam islam menutup aurat yang baik dan benar itu pakaian harus longgar dan berkerudung yang panjang. Karena umat muslim perempuan di wajibkan oleh Alloh swt memaikai hijab, kewajiban tersebut sama dengan Alloh swt memerintahkan sholat kepada umatnya.